Malaikatmalaikat itu mendapatkannya bahwa kepada yang ini -yang dituju- adalah lebih dekat sejauh sejengkal saja jaraknya. Maka orang itupun diampunilah dosa-dosanya." Sebenarnya telah sampai berita pada kami bahwa sahabatmu -yakni Muhammad s.a.w.- telah menyeterumu. Jelasnya kalau benar alasannya, tentulah dimaafkan oleh Allah, sedang
g7BS. Kapan Maryam Tahu Jenis Kelamin Janin yang Dikandungnya?. Foto Tafsir Al-Azhar karya Buya HAMKA. – Ibunda Nabi Isa AS, Siti Maryam, merupakan wanita istimewa yang shalihah. Dia melahirkan Nabi Isa atas kehendak Allah tanpa pernah melakukan hubungan intin suami-istri. Dan Siti Maryam pun diberitahukan jenis kelamin janin yang ia kandung, kapan itu terjadi? Kisah mengenai Siti Maryam yang mengandung Nabi Isa dibadikan di dalam Alquran, tepatnya pada Surah Ali Imran. Dalam Surah Ali Imran ayat 45, disebutkan “Idz qaalal-malaaikatu ya Maryamu innallaha yubasyiruki bikalimatin minhu-smuhu al-Masih Isa ibnu Maryama wajihan fi ad-dunya wal-akhirati wa minal-muqarrabina,”. Yang artinya “Ingatlah tatkala berkata Malaikat Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah memberitakan kepada engkau bahwa engkau akan mendapatkan satu kalimah daripada-Nya, namanya Isa Al-Masih anak Maryam, yang termulia di dunia dan di akhirat, dan seseorang dari mereka yang dihampirkan,”.Buya Hamka dalam kitab Tafsir Al-Azhar menjelaskan bahwa dalam ayat tersebut terdapat satu kata kalimah’. Arti kalimah ialah kata, ujungnya memakai huruf ta’ marbuthah. Yaitu jika dibaca terus dengan rangkaian kata lain menjadi hidup seumpama Kalimatut-Tauhid. Dan jika berhenti di ujung kata, maka menjadi kalimah. Hikmat juga dibaca hikmah. Dalam hukum Nahwu, kata Buya Hamka, kata-kata itu semuanya menjadi muanats, diperempuankan. Maka Kalimat Allah artinya adalah perkataan Allah, namun demikian ada juga pendapat yang mengatakan bahwa makna kata tersebut dapat juga diartikan sebagai kehendak Allah. Artinya, Siti Maryam akan mengandung sebuah janin tanpa pernah melakukan hubungan intim sebagaimana kehendak Allah Yang mengenai jenis kelamin janin yang akan dikandung, Malaikat Jibril menyampaikan siapa nama anak yang dikandung tersebut. Di dalam ayat tersebut, terdapat kata Ismuhu’ dhamir hu’ dalam tatanan bahasa Arab menunjukkan kepemilikan laki-laki, sedangkan arti dari kata ismuhu’ adalah namanya -nya untuk laki-laki.Maka tegaslah bahwa wahyu yang disampaikan ayat tersebut yang disampaikan Malaikat Jibril kepada Siti Maryam bermakna bahwa Allah menjadikan sesuatu menurut kodrat iradat-Nya. Yang mana salah satunya, Siti Maryam akan mengandung sebuah janin laki-laki bernama Isa Al-Masih yang kelak akan menjadi Isa bukan anak AllahDalam ayat tersebut pula, Buya Hamka dalam tafsirnya menegaskan bahwa Nabi Isa AS bukanlah anak Allah SWT. Nabi Isa hanyalah manusia biasa yang diberi kemuliaan, dia lahir dari seorang rahim wanita mulia bernama Siti Buya Hamka, tak sedikit umat Kristiani yang menyebarkan propagandanya terhadap umat Islam lalu dengan mudah mengatakan bahwa Alquran telah mengakui bahwa Isa Al-Masih adalah anak Tuhan. Demikianlah kepercayaan Kristen yang dibentuk oleh Yahya dan Yohannes yang mengarang Kitab Injil Yohannes, yaitu keempat dari kitab-kitab Injil yang mereka dengan keterangan yang dimaksud dalam kata kalimah’ yang ditujukan Alquran, jelas sekali perbedaannya dan tidak ada pembenaran sama sekali bahwa Allah SWT memiliki anak. Sebab kata Kalimah’ adalah kehendak Allah dalam menjadikan sesuatu yang dikehendaki, termasuk menjadikan Nabi Isa putra dari Siti Maryam tanpa ada campur tangan laki-laki di Hamka menekankan bahwa penciptaan Nabi Isa memang istimewa dan berbeda dari manusia lainnya. Namun bukan berarti karena penciptaannya itu istimewa, dia lantas menjadi anak Allah SWT. Sebab Allah SWT merupakan Zat yang tidak dilahirkan dan tidak melahirkan.
Alhamdulillah. Kesimpulan anda benar bahwa orang yang menganggap di dalam al Qur’an ayat-ayatnya bertentangan satu sama yang lain disebabkan karena rusaknya cara berfikirnya, bisa jadi karena buruknya pemahamannya atau karena keras kepala, maka dari itu ia mencari ayat-ayat yang musytabihat samar-samar untuk mengoyahkan keimanan sebagian umat Islam yang belum memahami agama Islam dengan utuh. Oleh karenanya nasehat dan penjelasan ini harus diusahakan untuk semua saudara seiman dari umat Islam. Tidak boleh seseorang membantah orang-orang bathil sebelum memiliki senjata ilmu untuk menjawab syubhat mereka, dan menyerahkan urusan ini kepada para ulama yang mendalam ilmunya, dan para penuntut ilmu yang kuat belajarnya. Karena bisa jadi syubhat itu masuk pada hati seseorang yang kosong hingga memberikan dampak negatif yang besar. Adapun secara khusus dalam masalah di atas –alhamdulillah- sebenarnya tidak bertentangan satu sama lain. Para ulama tafsir terdahulu sudah menjawabnya seperti Imam ar Raazi dalam tafsirnya ketika mentafsiri ayat dari surat Ali Imran “Bahwa yang di maksud dengan kata “Malaikat” dalam ayat tersebut adalah malaikat Jibril seorang, sebagaimana firman Allah yang lain ينزل الملائكة بالروح من أمره على من يشاء من عباده “Dia menurunkan para malaikat dengan membawa wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya”. QS. an Nahl 2 Malaikat yang di maksud adalah malaikat Jibril. Yang demikian ini tidak lah aneh menurut bahasa Arab dengan menyebutkan bentuk jama’ namun yang di maksud hanya satu orang. Ada banyak contoh yang terdapat di dalam al Qur’an, di antaranya adalah الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ آل عمران 173 “ Yaitu orang-orang yang menta`ati Allah dan Rasul yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung." QS. Ali Imran 173 Maksud dari kata “manusia” yang pertama adalah Nu’aim bin Mas’ud. Sedangkan maksud dari kata “manusia” yang kedua adalah Abu Sufyan dan rekanannya, bukan semua manusia. Imam Ibnu Athiyah berkata dalam tafsirnya “al Muharrar al Wajiz” “Penyebutan kata “malaikat” dengan maksud malaikat Jibril saja, karena beliau bagian dari para malaikat, maka yang tertera di dalam ayat adalah nama jenisnya, sebagaimana firman Allah الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ “Yaitu orang-orang yang menta`ati Allah dan Rasul yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan….”. QS. Ali Imran 173 Wallahu a’lam.
berita bahwa maryam sedang mengandung disampaikan oleh malaikat